Orang India menyangka bahwa warna merah darah pada hujan ini karena pasir gurun Arab yang terbawa dan tercampur air. Seperti kejadian pada tahun 1968 dimana partikel gurun pasir Arab bercampur dengan air hujan dan menyebabkan hujan serupa di Inggris saat itu.
Namun hujan darah di Kerala India sangat berbeda karena warna merah yang awalnya di dikira percampuran pasir dan air, ternyata merupakan sel hidup, sehingga muncul anggapan bahwa sel tersebut adalah sel alien.
Dan sel ini mempunyai komposisi 45% oksigen, 50% karbon dan selebihnya yakni 5% lagi ialah unsur lain seperti sodium dan besi.
Tidak hanya itu, sel ini juga mampu membelah diri seperti amuba. Dan berdiameter umum antara 3 hingga 10 mikrometer yang di perkuat dengen ketebalan dinding sel.
Sempat muncul teori bahwa darah yang tercampur dengan air hujan merupakan darah kelelawar yang terkena ledakan meteor. Namun teori tersebut di bantah, karena tidak ditemukan adanya bangkai kelelawar, atau indikasi yang mendukung teori itu.
Para ilmuwan silang pendapat mengenai masalah ini, sebagian lain menganggap hujan darah India adalah pasir Arab yang tercampur air hujan dan ada yang bilang darah kelelawar. Namun pendapat tersebut dibantah oleh ilmuwan yang meyakini bahwa hujan tersebut mengandung sel hidup, salah satunya ialah ahli mikrobiologis Milton Wainwright dari Universitas Sheffield, Inggris.
Wainwright menemukan bahwa unsur merah yang ada pada hujan ini adalah murni sel hidup. Karena ia menemukan keberadaan DNA dari sel tersebut, meskipun ia belum berhasil memecahkannya.
Kejadian ini mempopulerkan kembali teori Panspermia, yakni teori yang meyakini bahwa kehidupan di bumi kita ini asalnya dari luar angkasa, dan Panspermia cenderung mendukung teori dasar Charles Darwin bahwa bakteri yang hidup di bumi mempunyai karakteristik luar bumi.
0 comments:
Post a Comment